welcome to my blog

welcome to my blog

Sabtu, 21 Mei 2016

Puisi Kontemporer

Salah satu puisi kontemporer yang terkenal adalah puisi “Mbeling”, puisi nakal yang mengungkapkan kenyataan di masyarakat secara terbuka dan bebas, tanpa melihat persyaratan penulisan yang menurut mereka “muluk-muluk”.
Kutipan 1
TANAH AIRMATA
( Sutardji Calzoum Bachri )

Tanah airmata tanah tumpah darahku
Mata air airmata kami
Airmata tanah air kami

Di sinilah kami berdiri
Menyanyikan airmata kami
Di balik gembur subur tanahmu
Kami simpan perih kami
Di balik etalase megah gedung-gedungmu
Kami coba sembunyikan derita kami

Kami coba simpan nestapa
Kami coba kuburkan duka lara
Tapi perih tak bisa sembunyi
Ia merebak kemana-mana

Bumi memang tak sebatas pandang
Dan udara luas menunggu
Namun kamu takkan bisa menyingkir

Kemanapun melangkah
Kamu pijak airmata kami
Kemana pun terbang
Kamu khan hinggap di airmata kami
Kemanapun berlayar
Kamu arungi airmata kami

Kamu sudah terkepung
Takkan bisa mengelak
Takkan kemana pergi
Menyerahlah pada kedalaman airmata kami


Kutipan 2

COMMUNICATION GAP
( Remy Sylado )

Ya
TUHAN
Tuhan Tuhan Tuhan
Tuhan
Tu
Han
Tu
Han
Tu
Hantu
Hantu Hantu
Hantu Hantu Hantu
HANTU
Ay

            Jika di perhatikan sekilas, puisi pada kutipan 1 bertemakan nasionalisme, dan kutipan 2 bertemakan ketuhanan ( puisi religius ). Jika di perhatikan temanya memang tepat, tapi setelah di pahami tema yang tepat adalah kritik terhadap keadaan yagn berkebalikan dengan nasionalisme dan ketuhanan.
            Puisi kutipan 1 bertema kritikan terhadap kesewenangan – wenangan Negara pada potensi alam dan sumber daya alam yang dilakukan oleh warga Negara yang tidak bertanggung jawab akibatnya timbulkan alam yang serba menyedihkan dan menyengsarakan rakyat. Perhatikan bagian puisi berikut :

            ”Disinilah kami berdiri
             Menyanyikan airmata kami
             Di balik gembur subur tanahmu
             Kami simpan perih kami
             Di balik eltase megah gedung-gedungmu
             Kami coba sembunyikan derita kami  ”

Dari bagian ini berartikan  tanah air yang subur akhirnya menjadi tanah yang tidak menyejahterakan, rakyat menderita karena pembangunan fisik yang tidak memperhatikan lingkungan.
            Puisi kutipan 2 mempunyai tema ketidakselarasan hubungan manusia dengan tuhan karena rendahnya keimanan manusia. Usaha manusia untuk selalu mendekatkan diri kepada tuhan sangat minim, akibatnya terkadang bagi manusia seperti itu tuhan jusatru menjadi hantu.

Tu
Han
Tu
Han
Tu
Hantu

Kedua puisi di atas bertemakan kritik, dan itulah tema umum puisi kontemporer. Adapun dapat di temukan ciri – ciri puisi kontemporer yaitu :
1.      Ungkapannya berupa kelakar dan tidak ada maksud yang di sembunyikan
2.      Objek yang di kelakarkan bebas
3.      Kebanyakan kelakar tersebut mengandung kritik (sosial)
4.      Memerhatikan peran kata secara maksimal untuk berekspresi
5.      Memanfaatkankan arti, bunyi, dan tipografi secara maksimal
6.      Tipografi / bentuk penulisan bebas
7.      Menyampaikan kritik terhadap pejabat dan anggota mesayarakat yang mempunyai sikap moral tidak baik
8.      Mengandung ejekan tehadap penyair lain yang di sebut “penyair serius “

Puisi kontemporer pada awalnya muncul sebagai puisi dengan ganre ( jenis ) yang berbeda, lain dari pada yang lain di banding puisi pada umumnya. Puisi ini lebih menekankan peran kata baik segi arti, bunyi, maupun bentuknya. Kata dianggap sarana paling ampuh untuk menyampaikan maksud penyair kepada pembaca. Puisi kontemporer secara fisik terlihat memakai kata dan mengambil struktur puisi seolah-olah secara semaunya. Justru itu yang di inginkan penyair, dengan segala arti, bunyi, dan bentuk tampilan secara inkonvensional ( tidak berstuktuk dan tidak terikat  atau bebas ), kata mampu menyampaikan pesan secara maksimal. Sutarji menyebut kata adalah “mantra”.

Jika ingin mengetahui maksud isi puisi kontemporer, pembaca di tuntut menjiwai puisi, adapun maksud puisi kontemporer secara umum adalah :
a.       Mendobrak cara penulisan puisi yang konvensional
b.      Menyampaikan kritik
c.       Kritik dimaksudkan untuk mengajak pembaca melakukan perenungan.
d.      Kritik digunakan untuk mengajak pembaca melakukan refleksi dan selanjutnya melakukan perbaikan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar