Jenis-Jenis Pola
Pengembangan Paragraf (Penjelasan Lengkap) – Dalam menyusun sebuah teks tentunya
kita mengenal adanya paragraf. Teks sejatinya adalah kumpulan dari beberapa
paragraf yang tersusun sehingga teks tersebut menjadi padu. Dalam pembahasan
artikel ini kita akan memelajari tentang pola pengembangan paragraf. Jenis
paragraf berdasarkan pola pengembangannya dibagi menjadi 9 jenis. Diantaranya
yakni klimaks-antiklimaks, sudut pandang, perbandingan-pertentangan, analogi,
contoh, klausalitas, generalisasi, klasifikasi dan definisi Luas.
Berikut uraian dari
jenis pola pengembangan paragraf:
1.
KLIMAKS-ANTIKLIMAKS
a. Klimaks adalah
perincian gagasan cerita dari bawah menuju gagasan cerita yang paling puncak.
Bisa juga diartikan sebagai bagian dalam cerita yang mendeskripsikan peristiwa
sampai pada konflik yang paling tinggi.
Contoh :
Setelah cobaan
bertubi-tubi menimpa Arifin dalam pencarian Istrinya, akhirnya ia mengetahui
istrinya berada di kamp. Tahanan politik di pulau Buru. Tak terhitung tetesan
air mata dan darah yang mengucur. Pengorbanannya terbayar sudah. Ia bisa
bertemu dengan Nurbaya, istri tercintanya. Ia pun segera berlari tanpa alas
kaki menuju kamp. Tahanan itu. Begitu kagetnya ketika arifin mendapati istrinya
tergeletak lemas dengan bekas tikaman pisau di dada kirinya. Ia tak kuasa
menahan tangis dan menjerit sejadi-jadinya.
b. Antiklimaks adalah
variasi gagasan yang dimulai dari gagasan cerita yang paling tinggi kemudian
diikuti dengan gagasan yang lebih rendah secara perlahan-lahan. Bisa juga
diartikan sebagai penurunan masalah dalam cerita dari konflik tertinggi
kemudian berangsur-angsur menuju ke konflik terendah.
Contoh :
“Kini ia menjadi salah
satu mafia kelas kakap di daerahnya. Ia sudah memiliki daerah kekuasaannya
sendiri. Tak ada yang bakal menyangka kalau penjahat itu dulunya adalah seorang
anak yang pintar dan sholeh. Entah apa yang membuatnya begini. Satu hal yang
pasti adalah, anak itu telah mengalami tahun-tahun yang buruk sehingga
membuatnya menjadi seperti ini.”
2.
SUDUT PANDANG
Pola sudut pandang
ialah pola pengembangan paragraf yang didasarkan pada persepsi berkaitan dengan
posisi atau tempat penulis pada sebuah teks.
Contoh :
“Aku dilahirkan di kota
tapis berseri ini. Ketika aku berumur dua tahun, ayah dan ibuku membawaku ke
sebuah kerajaan tambak udang di kabupaten tulang Bawang. Disinilah aku pertama kalinya
merasakan kehidupan sejauh yang kuingat. Karena aku tak ingat bagaimana aku
dilahirkan dan bagaimana orang tuaku membawaku ke sini.”
3.
PERBANDINGAN DAN PERTENTANGAN
Perbandingan adalah
upaya mengamati persamaan yang dimiliki oleh dua benda atau lebih, sedangkan
pertentangan lebih banyak menonjolkan perbedaan yang ada pada dua benda atau
lebih.
Contoh :
Pemerintah telah
menyediakan gas epigi 3kg dan 12 kg. Sama halnya dengan minyak tanah, gas
elpigi juga dapat digunakan untuk kegunaan rumah tangga dengan harga yang
murah. Pemerintah memandang perlu untuk mengonversikan keterbutuhan minyak
tanah ke gas elpigi karena produksi minyak tanah saat ini sangat mahal. Disamping
itu, penggunaan gas elpigi dianggap lebih praktis dan ekonomis.
4.
ANALOGI
Analogi adalah bentuk
pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki
kesamaan atau kemiripan.
Contoh :
Dalam hal belajar
manusia perlu mencontoh ilmu padi. Semakin berisi maka ia akan semakin
merunduk. Begitulah seharusnya, semakin kita berilmu hendaknya diikuti dengan
kerendahan hati. Tidak sepatutnya manusia sombong atas kepintaran yang
dimilikinya. Ilmu yang sebenarnya pada hakikatnya ialah ilmu yang dapat berguna
bagi banyak orang. Kecerdasan yang sebenarnya adalah ketika kecerdasan itu
dapat memberikan manfaat bagi orang lain.
5.
CONTOH
Sebuah gagasan dalam
paragraf menjadi terang benderang ketika diperkuat dengan beberapa contoh atau
ilustrasi. Contoh dapat diuraikan dalam bentuk narasi atau deskripsi.
Contoh :
Sudah sepuluh hari
setelah bantuan terakhir datang. Warga konban banjir di pinggiran kali Code
membutuhkan bahan makanan dan pakaian. Mereka bertahan hidup dengan mengandalkan
daun-daunan yang direbus, jika beruntung mereka makan dengan umbi-umbian dan
ikan hasil tangkapan sungai. Pakaian mereka hanya sebatas yang mereka pakai
saat ini. Banyak diantara mereka yang menderita penyaki kulit karena tidak
pernah mencuci dan mengganti pakaian.
6.
POLA KLAUSALITAS
Dalam pola ini sebab
bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai rincian
pengembangannya. Namun demikian, susunan tersebut biasanya juga terbalik.
Akibat dapat berperan sebagai gagasan utama, sedangkan sebab menjadi rincian
pengembangannya.
a. Pola Sebab–Akibat
Contoh :
Batu akik saat ini
sedang menjadi primadona. Bukan hanya dikalangan bapak-bapak saja, bahkan
ibu-ibu dan anak-anak pun juga menyukai batu permata ini. Tak heran harga batu
akik untuk jenis tertentu sangat mahal dan pedagang batu akik mendapatkan
untung yang tinggi.
b. Akibat-Sebab
Contoh :
Banyak pedagang batu
akik yang meraup keuntungan yang luar biasa. Hal ini dikarenakan kepopuleran
batu akik setahun terakhir ini. Batu akik saat ini sedang menjadi primadona.
Bukan hanya dikalangan orang tua saja, bahkan ibu-ibu dan anak-anak pun juga
menyukai batu permata ini.
7.
GENERALISASI
Generalisasi adalah
menarik kesimpulan dengan cara penalaran secara umum berdasarkan referensi
data, atau peristiwa khusus secara representatif.
a. Umum-Khusus
Contoh :
Dalam melakukan sesuatu
hal butuh perencanaan yang matang. Seperti menulis agenda pada buku catatan
kecil. Selanjutnya membuat daftar agenda dari yang paling mendesak untuk
dilakukan. Berikutnya memulai dari yang paling mudah ke agenda yang tersulit.
Konsisiten terhadap agenda yang dibuat. Insya Allah agenda yang sudah terencana
dapat dilakukan dengan baik.
b. Khusus-Umum
Contoh : Ikan cupang
terkenal dengan kegesitannya dalam bertarung dan bentuknya yang mungil dan
indah. Ikan Lauhan terkenal dengan motif menyerupai huruf mandari di tubuhnya.
Ikan mas koki identik dengan corak keemasannya yang indah. Memelihara ikan hias
sungguh merupakan keasyikan tersendiri bagi para pencintanya.
8.
KLASIFIKASI
Klasifikasi adalah
usaha mengelompokkan berbagai hal yang dianggap memiliki kesamaan ke dalam satu
kategori. Dengan demikian hubungan di antara berbagai hal itu menjadi satu
kesatuan yang utuh.
Contoh :
Fi’il (kata kerja)
dalam bahasa arab terbagi menjadi tiga. Yakni fi’il madhi (lampau), fi’il
mudharek (sekarang dan yang akan datang), dan fi’il amar (kata kerja perintah).
Masing-masing kata kerja dari ketiganya memiliki bentuk dasar yang sama dan
akan berubah mengikuti kaidah yang berlaku dalam bahasa arab.
9.
DEFINISI LUAS
Paragraf ini
menguraikan sebuah gagasan yang abstrak atau istilah yang menimbulkan
kontroversi yang membutuhkan penjelasan.
Contoh:
Sejatinya sebuah
pergerakan mahasiswa terlahir dengan adanya sebuah cita-cita yang luhur, visi-
misi yang jelas, serta kemauan kuat membangun bangsa ini dari keterpurukan.
Namun, yang terjadi saat ini sangat jauh berbeda dari tujuan berdirinya sebuah
pergerakan tersebut. Pola pengkaderan yang salah atau melencengnya ideologi
pergerakan membuat arah dan tujuan berubah, langkah menjadi tidak pasti, tidak
tegas dan cenderung mementingkan kepentingan kelompok. Kampus dijadikan sebuah
ladang garapan banyak pihak yang mengaku peduli akan cita-cita revolusioner,
peduli akan nasib bangsa, pendidikan, dan lain-lain. Namun pada kenyataanya,
pergerakan mahasiswa saat ini lebih cenderung memikirkan bagaimana visi
kelompok terwujud lebih cepat. Bahkan beberapa pergerakan saat ini dijadikan
sebuah sarana pengkaderan dan perpanjangan partai politik yang mengatasnamakan
gerakan peduli rakyat, demokrasi, anti korupsi dan lain sebagainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar