welcome to my blog

welcome to my blog

Sabtu, 21 Mei 2016

OUTLINE

A.   Pengertian Outline (Kerangka Karangan)
Pengertian Outline
Pengertian Outline menurut bahasa adalah kerangka, regangan, garis besar, atau guratan. Outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
Pengertian Karangan
Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi dan persuasi.
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final.
Dapat disimpulkan bahwa kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas, susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub-sub topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci.
B.      Manfaat OutLine

a. Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
b. Untuk menyusun karangan secara teratur.  Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
c. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula  sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
d. Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
e. Memudahkan penulis mencari materi pembantu.  Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.
C.    Langkah – langkah Membuat OutLine
      1.   Menentukan tema dan judul
Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema. namun, bagi pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :         
·         Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas.
·         Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
·         Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.
Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik yang lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
·        Judul tidak harus sama dengan topik.
·     Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas.
·    Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya.
·      Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan temanya.
·     Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu.
·    Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah laporan eksposisi.
Contohnya :
“Suatu Penelitian tentang Korelasi antara Kejahatan Anak-anak dan Tempat Kediaman yang Tidak Memadai”.
           Syarat judul yang baik :
·     Harus relevan, judul harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut.
·   Judul harus dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi buku atau karangan.
·     Harus singkat, tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Bila harus membuat judul yang panjang, ciptakanlah judul utama yang singkat dengan judul tambahan yang panjang.
·       Tidak provokatif.
           Judul karangan yang baik :
·         singkat dan padat,
·         menarik perhatian, serta
·         menggambarkan garis besar (inti) pembahasan.
Contoh : Upaya menurunkan risiko kemacetan di DKI Jakarta.
Tujuan dapat diungkapkan dengan kata operasional :
·         Menanggulangi
·         Mengurangi
·         Menemukan
·         Meningkatkan
·         Mengoptimalkan
·         Mengevaluasi
·         Mengendalikan
      2.   Mengumpulkan bahan
Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan.
Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara memngumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara masing-masing sesuai juga dengan tujuan tulisannya.
      3.   Menyeleksi bahan
Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. Berikut ini petunjuk-petunjuknya :
·         Hal penting semampunya.
·         Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
·         Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
      4.   Membuat kerangka
Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna. Berikut fungsi kerangka karangan :
·         Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
·         Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan
·         Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting

Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
·     Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul)
·         Mengatur urutan gagasan
·         Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab
·         Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. Karena bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir).
      5.    Mengembangkan kerangka karangan
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan materi yang hendak di tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang dikumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Begitu juga dengan pengembangannya.
D.    Pola Susunan  OutLine
a. Pola Alamiah Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Sebab itu susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu berdasarkan urutan ruang, urutan waktu, dan urutan topik yang ada.
b. Pola Logis Pola logis berdasar urutan:
1) klimaks – anti klimaks
2) umum – khusus
3) sebab – akibat
4) proses
5) dan lain-lain.

Sumber :


Tahap Pembentukan Kelompok

Pengertian Kelompok
Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang berinteraksi dan mereka saling bergantung (interdependent) dalam rangka memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama, meyebabkan satu sama lain saling mempengaruhi (Cartwright&Zander, 1968; Lewin, 1948)
Muzafer Sherif : Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga di antara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma-norma tertentu.
Karakteristik Kelompok
1.    Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik  secara verbal maupun non verbal.
2.    Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok
3.    Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
4.    Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.
5.    Individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu    sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.

Tahap-tahap Pembentukan Kelompok

Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman (1965). Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah kosep ini dicetuskan.
Tahap 1 – Forming
Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya.

Tahap 2 – Storming
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk pada tahap ini.

Tahap 3 – Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.

Tahap 4 – Performing
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam berkomunikasi.

 Tahap 5 – Adjourning dan Transforming
Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.

Kekuatan Team Work
1.       Teamwork adalah kerjasama dlm tim yang biasanya dibentuk dari beragam divisi dan kepentingan.
2.      Sama-sama bekerja bukanlah teamwork, itu adalah kerja individual.
3.      Filosofi teamwork: ‘saya mengerjakan apa yang Anda tidak bisa dan Anda mengerjakan apa yang saya tidak bisa.
4.      Ketika berada dalam teamwork, segala ego pribadi, sektoral, deparmen harus disingkirkan.
5.      Dalam teamwork yang dikejar untuk dicapai adalah target bersama, bukan individual.
6.      Keragaman individu dalam teamwork memang sebuah nilai plus namun bisa menjadi minus jika tidak ada saling pengertian.
7.      Saling pengertian terhadap karakter masing-masing anggota team akan menjadi modal sukses bersama.
8.     Jika setiap orang bekerjasama via bidang masing-masing, target korporasi pasti akan segera terealisasi.
9.      Individu yang egois mengejar target pribadi akan menghambat keberhasilan team. Bayangkan jika si A mengejar target A & si B mengejar target B, lalu target bersama bermuara kemana?
10.  Keahlian masing-masing sungguh menjadi anugerah dalam teamwork yang akan mempercepat proses pencapaian target.
11.   Kendalikan ego dan emosi saat bersama agar pergesekan tidak berujung pada pemboikotan kerjasama.
12.  Dengan pemahaman yang tinggi soal karakter individu dalam team, realisasi target tidak perlu waktu yang lama.
13.  Ingatlah selalu bahwa: ‘teamwork makes the dream work

Implikasi Manajerial
 untuk meningkatkan efektifitas teamwork dalam sebuah perusahaan memerlukan teamwork yang baik antara bagian dan divisi dalam perusahaannya tersebut,agar perusahaan dapatberkembang dan bergerak maju dengan lebih cepat.

Daftar Pustaka

Pengambilan Keputusan

1.      Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan

Robins(1997:236) berpendapat bahwa “desicion making is which on choses between two or more alternative”. Dapat dipahami bahwa hakikat pengambilan keputusan ialah memilih dua alternatif atau lebih untuk melakukan suatu tindakan tertentu baik secara pribadi maupun kelompok.
Suatu putusan ialah proses memilih tindakan tertentu antara sejumlah tindakan alternatif yang mungkin .
Maka dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan ialah proses pemecahan masalah dengan menentukan suatu tindakan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Definisi ini mengandung substansi pokok didalamnya, yaitu ada kebutuhan memecahkan masalah ada proses, ada beberapa alternatif yang akan di pilih dan ada ketetapan hati memilih satu pilihan, dan ada tujuan pengambilan keputusan.
Setiap proses pengambilan keputusan merupakan suatu sistem tindakan karena ada beberapa komponen di dalamnya. Menurut Pradjudi , Dasar yang ada dalam sistem pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

Langkah-Langkah Menulis Naskah Drama

Naskah drama merupakan karya sastra yang berisi cerita tentang suatu peristiwa. Sama seperti cerpen maupun novel. Bedanya, kalau cerpen atau novel ditulis dalam bentuk naratif dan memenuhi seluruh halaman dari kiri ke kanan. Sedangkan naskah drama ditulis dalam dialog antartokoh dan anotasi (penjelasan) lakuan tokoh.

langkah-langkah praktis dalam menulis naskah drama :

Perbedaan Sajak,Pantun,Puisi dan Syair


1.      SAJAK
Kata sajak dikenal dalam kesusastraan Indonesia. Penggunaan istilah ini sering dicampuradukkan dengan puisi. Padahal, puisi berasal dari bahasa Belanda, dari kata poezie. Dalam bahasa Belanda, dikenal dengan istilah gedicht.
Dalam bahasa Indonesia (Melayu) hanya dikenal istilah ini mengandung arti poezie maupun gedicht sekaligus. Istilah puisi cenderung digunakan untuk berpasangan dengan istilah prosa, seperti istilah poetry dalam bahasa Inggris yang dianggap sebagai salah satu nama jenis sastra.
Dengan demikian, istilah ini lebih bersifat khusus, individunya, sedangkan puisi lebih bersifat general, jenisnya.
Sajak adalah puisi, tetapi tidak sebaliknya. Puisi bisa saja terdapat dalam prosa seperti cerpen, novel, atau esai, sehingga orang sering mengatakan bahwa kalimat-kalimatnya puitis (bersifat puisi). Menurut Putu Arya Tirtawirya, puisi menjadi suatu pengungkapan secara implisit, samar, dengan makna yang tersirat, dimana kata-kata condong pada artinya yang konotatif.
Sajak memiliki makna lebih luas. Tidak sekadar hal yang tersirat, tetapi sudah menyangkut materi isi puisi, bahkan sampai pada efek yang ditimbulkan, seperti bunyi. Karenanya, ia terkadang juga dimaknai sebagai bunyi. Pada hakekatnya, ia mengundang kata berasosiasi. Tidak berinterpretasi, bertafsir-tafsir.

2.      PANTUN
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara, pada umumnya terdiri atas empat baris yang bersajak bersilih dua-dua (pola ab-ab), dan biasanya tiap baris terdiri atas empat perkataan.
Kata ini mempunyai arti ucapan yang teratur, pengarahan yang mendidik, namun juga bisa berarti sindiran.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, yang seringkali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya). Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari dibuatnya karya sastra ini.
Karena sampiran dan isi sama-sama mengandung makna yang dalam (berisi), maka kemudian dikatakan, “sampiran dapat menjadi isi, dan isi dapat menjadi sampiran.”

Pantun yang sering dipakai berisi dua baris dan empat baris. Karmina dan talibun merupakan bentuk turrunannya, karena memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan versi pendek (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah versi panjang (enam baris atau lebih).
Pantun adalah genre sastra tradisional yang paling dinamis, karena dapat digunakan pada situasi apapun. Dalam kehidupan masyarakat Melayu sehari-hari, ini termasuk jenis sastra lisan yang paling populer.
Berikut tips dalam menulis pantun :
1. Tentukan tema dan isi
2. Pilih dan tuliskan baris kaliamat yang akan Anda jadikan sampiran, dengan mempertimbangkan jumlah suku kata tiap baris dan persajakannya. Jumlah suku kata dalam satu baris/kalimat terdiri atas 8-12 suku kata. Persajakan sampiran adalah A-B.
3. Tuliskan baris kalimat yang merupakan isi pantun dengan mempertimbangkan jumlah suku kata tiap baris dan persajakannya. Jumlah suku kata dalam satu baris/kalimat terdiri atas 8-12 suku kata. Persajakan sampiran adalah A-B. Pengungkapan isi harus memiliki keselarasan bunyi dengan sampiran.

3. PUISI
Puisi adalah susunan kata yang indah, bermakna, dan terikat konvensi (aturan) serta unsur-unsur bunyi. Ciri umumnya adalah bahasa yang padat, penuh metafor.
Biasanya, ini dijadikan sebagai media untuk mencurahkan perasaan, pikiran, pengalaman, dan kesan terhadap suatu masalah, kejadian, dan kenyataan di sekitar kita.
Siapapun bisa menulis puisi dengan berbagai cara dan dapat dilakukan kapan saja. Biasanya kepekaan hati memiliki peran penting disini. Maka, bentuk tulisan ini juga sering diartikan sebagai ekspresi hati.
4.SYAIR
Syair merupakan puisi atau karangan dalam sastra melayu lama, dengan bentuk terikat yang mementingkan irama sajak.
Adapun ciri-ciri Syair adalah sebagai berikut:
1. Merupakan puisi terikat.
2. Umumnya terdiri dari empat baris, agak mirip dengan pantun. Perbedaannya adalah, empat baris pantun merupakan dua baris sampiran dan dua baris isi yang berdiri sendiri. Sedangkan bait syair merupakan bagian dari sebuah cerita yang panjang.
3. Jumlah kata dalam satu baris tetap, yaitu 4-5 kata satu baris
4. Jumlah suku kata dalam satu baris juga tetap, yaitu antara 8-12 suku kata dalam satu baris
5. Rima akhir juga tetap yaitu a/a/a/a. Ada juga yang memiliki rima a/b/a/b, tiga baris dengan rima akhir a/a/b, dan dua baris dengan rima a/b, namun ketiga bentuk syair terakhir tidaklah popular.

Sedangkan dari segi jumlah, syair diperkirakan menempati posisi kedua setelah pantun. Artinya, bentuk sastra ini sangat populer pada masyarakat Melayu. Dari segi cara penceritaan, ia bisa diklasifikasi menjadi dua, yaitu naratif dan yang non naratif. Berdasarkan isi dan tema, bentuk naratif bisa dibagi kembali menjadi 4 jenis yaitu:
1. Romantic, sebagai contoh: Bidasari
2. Sejarah, sebagai contoh: Perang Makassar, Perang Banjar
3. Keagamaan, sebagai contoh: Nur Muhammad
4. Kiasan, sebagai contoh: Ikan Terubuk
Sedangkan syair non-naratif terbagi kembali menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Agama
2. Nasihat
3. Di luar tema-tema tersebu

PANTUN

Pengertian Pantun adalah bentuk puisi lama yang terdiri dari empat larik, berima silang (a-b-a-b), irama yang indah, dan memiliki makna yang penting. Pantun merupakan puisi lama melayu Indonesia yang berasal dari bahasa jawa kuno yaitu "tuntun", yang berarti mengatur atau menyusun. Pada awalnya, pantun merupakan karya sastra Indonesia lama dengan pengungkapan secara lisan, tetapi semakin berkembangnya pantun kini telah diungkapkan secara tertulis. 

Pantun merupakan karya yang dapat menghibur sekaligus dan menegur. Pantun merupakan ungkapan perasaan dan pikiran, karena ungkapan tersebut disusun dengan kata-kata hingga sedemikian rupa sehingga sangat menarik untuk didengar atau dibaca. Pantun menunjukkan bahwa Indonesia memiliki ciri khas tersendiri dalam mendidik dan menyampaikan hal-hal yang bermanfaat.

Ciri-Ciri Pantun 

Ciri-ciri utama pantun adalah sebagai berikut..
  • Pantun mempunyai bait, setiap bait pantun disusun oleh baris-baris. Satu bait terdiri dari 4 baris. 
  • Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. 
  • Setiap baris terdiri dari 4-6 kata
  • Setia bait pantun terdiri dari sampiran dan isi. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, baris ketiga dan keempat merupakan isi. (Walaupun sampiran tidak berhubungan langsung dengan isi, namun lebih baik apabila kata-kata pada sampiran merupakan cermin dari isi yang hendak disampaikan). 
  • Pantun bersajak a-b-a-b atau a-a-a-a- (tidak boleh a-a-b-b atau sajak lain). 
Menurut Abdul Rani (2006:23) mengatakan bahwa ciri-ciri pantun sebagai berikut...  
  • Terdiri dari empat baris 
  • Tiap baris terdiri dari 9-10 kata 
  • Dua baris pertama disebut sampiran sedangkan dua baris berikutnya berisi apa maksud si pemantun yang mana di bagian ini disebut isi pantun. 

Syarat-Syarat pantun 

Adapun syarat-syarat pantun antara lain sebagai berikut...
  • Satu bait pantun terdiri dari 4 baris 
  • Baris ke -1 dan ke-2 adalah sampiran dan baris ke-3 dan ke-4 adalah isi pantun 
  • Satu baris pantun terdiri dari 8-12 suku kata 
  • Pantun bersajak a-b-a-b 

    Macam-Macam Pantun

    Macam-macam pantun diketogorikan dalam 2 macam antara lain sebagai berikut...
    1. Macam-Macam Pantun Berdasarkan Siklus Kehidupan (Usia) 

    • Pantun Anak-Anak adalah pantun yang memiliki kaitan dengan masa kanak-kanak yang mana pantun ini menggambarkan makna suka cita maupun duka cita.
    • Pantun Orang Muda adalah pantun mengenai kehidupan masa muda yang berisi atau berkmakna perkenalan, hubungan asmara dan rumah tangga, perasaan (kasih sayang, iba, iri, dll), dan nasib.
    • Pantun Orang Tua adalah pantun mengenai orang tua mengenai ada budaya, agama, nasihat dll.
    2. Macam-Macam Pantun Berdasarkan Isinya 
    • Pantun Jenaka adalah pantun yang berisi hal-hal lucu dan menarik
    • Pantun Nasihat adalah pantun yang berisi nasihat dengan tujuan mendidik, dan memberikan nasihat moral, budi perkerti, dll.
    • Pantun Teka-Teki adalah pantun yang berisikan teka teki dan pendengar atau pembaca diberi kesempatan untuk teka-teki pantun tersebut. 
    • Pantun Kiasan adalah pantun yang berisi kiasan biasa untuk menyampaikan suatu hal secara tersirat. 

    Sumber : http://www.artikelsiana.com/2015/10/pengertian-pantun-ciri-pantun-macam.html 

    Menulis Cerpen Bagi Pemula

    Bagi anda yang sedang memulai menulis cerpen, ada baiknya anda melangkah dari gambaran besar cerita yang ada dibenak anda. Gambaran besar cerita itu meliputi hal-hal berikut ini:
    • Buat temanya. Misalnya tentang perjuangan keras setelah sakit yang menahun. Hampir mati karena cinta. Perjuangan mengembalikan kejayaan tim bola yang telah hampir bubar.
    • Apa yang protagonis inginkan? Seorang nelayan ingin tangkapan ikan yang banyak. Seorang pelajar ingin nilai ujian bagus. Seorang suami ingin membahagiakan istrinya.

    Puisi Kontemporer

    Salah satu puisi kontemporer yang terkenal adalah puisi “Mbeling”, puisi nakal yang mengungkapkan kenyataan di masyarakat secara terbuka dan bebas, tanpa melihat persyaratan penulisan yang menurut mereka “muluk-muluk”.
    Kutipan 1
    TANAH AIRMATA
    ( Sutardji Calzoum Bachri )

    Tanah airmata tanah tumpah darahku
    Mata air airmata kami
    Airmata tanah air kami

    Di sinilah kami berdiri
    Menyanyikan airmata kami
    Di balik gembur subur tanahmu
    Kami simpan perih kami
    Di balik etalase megah gedung-gedungmu
    Kami coba sembunyikan derita kami

    Kami coba simpan nestapa
    Kami coba kuburkan duka lara
    Tapi perih tak bisa sembunyi
    Ia merebak kemana-mana

    Bumi memang tak sebatas pandang
    Dan udara luas menunggu
    Namun kamu takkan bisa menyingkir

    Kemanapun melangkah
    Kamu pijak airmata kami
    Kemana pun terbang
    Kamu khan hinggap di airmata kami
    Kemanapun berlayar
    Kamu arungi airmata kami

    Kamu sudah terkepung
    Takkan bisa mengelak
    Takkan kemana pergi
    Menyerahlah pada kedalaman airmata kami


    Kutipan 2

    COMMUNICATION GAP
    ( Remy Sylado )

    Ya
    TUHAN
    Tuhan Tuhan Tuhan
    Tuhan
    Tu
    Han
    Tu
    Han
    Tu
    Hantu
    Hantu Hantu
    Hantu Hantu Hantu
    HANTU
    Ay

                Jika di perhatikan sekilas, puisi pada kutipan 1 bertemakan nasionalisme, dan kutipan 2 bertemakan ketuhanan ( puisi religius ). Jika di perhatikan temanya memang tepat, tapi setelah di pahami tema yang tepat adalah kritik terhadap keadaan yagn berkebalikan dengan nasionalisme dan ketuhanan.
                Puisi kutipan 1 bertema kritikan terhadap kesewenangan – wenangan Negara pada potensi alam dan sumber daya alam yang dilakukan oleh warga Negara yang tidak bertanggung jawab akibatnya timbulkan alam yang serba menyedihkan dan menyengsarakan rakyat. Perhatikan bagian puisi berikut :

                ”Disinilah kami berdiri
                 Menyanyikan airmata kami
                 Di balik gembur subur tanahmu
                 Kami simpan perih kami
                 Di balik eltase megah gedung-gedungmu
                 Kami coba sembunyikan derita kami  ”

    Dari bagian ini berartikan  tanah air yang subur akhirnya menjadi tanah yang tidak menyejahterakan, rakyat menderita karena pembangunan fisik yang tidak memperhatikan lingkungan.
                Puisi kutipan 2 mempunyai tema ketidakselarasan hubungan manusia dengan tuhan karena rendahnya keimanan manusia. Usaha manusia untuk selalu mendekatkan diri kepada tuhan sangat minim, akibatnya terkadang bagi manusia seperti itu tuhan jusatru menjadi hantu.

    Tu
    Han
    Tu
    Han
    Tu
    Hantu

    Kedua puisi di atas bertemakan kritik, dan itulah tema umum puisi kontemporer. Adapun dapat di temukan ciri – ciri puisi kontemporer yaitu :
    1.      Ungkapannya berupa kelakar dan tidak ada maksud yang di sembunyikan
    2.      Objek yang di kelakarkan bebas
    3.      Kebanyakan kelakar tersebut mengandung kritik (sosial)
    4.      Memerhatikan peran kata secara maksimal untuk berekspresi
    5.      Memanfaatkankan arti, bunyi, dan tipografi secara maksimal
    6.      Tipografi / bentuk penulisan bebas
    7.      Menyampaikan kritik terhadap pejabat dan anggota mesayarakat yang mempunyai sikap moral tidak baik
    8.      Mengandung ejekan tehadap penyair lain yang di sebut “penyair serius “

    Puisi kontemporer pada awalnya muncul sebagai puisi dengan ganre ( jenis ) yang berbeda, lain dari pada yang lain di banding puisi pada umumnya. Puisi ini lebih menekankan peran kata baik segi arti, bunyi, maupun bentuknya. Kata dianggap sarana paling ampuh untuk menyampaikan maksud penyair kepada pembaca. Puisi kontemporer secara fisik terlihat memakai kata dan mengambil struktur puisi seolah-olah secara semaunya. Justru itu yang di inginkan penyair, dengan segala arti, bunyi, dan bentuk tampilan secara inkonvensional ( tidak berstuktuk dan tidak terikat  atau bebas ), kata mampu menyampaikan pesan secara maksimal. Sutarji menyebut kata adalah “mantra”.

    Jika ingin mengetahui maksud isi puisi kontemporer, pembaca di tuntut menjiwai puisi, adapun maksud puisi kontemporer secara umum adalah :
    a.       Mendobrak cara penulisan puisi yang konvensional
    b.      Menyampaikan kritik
    c.       Kritik dimaksudkan untuk mengajak pembaca melakukan perenungan.
    d.      Kritik digunakan untuk mengajak pembaca melakukan refleksi dan selanjutnya melakukan perbaikan.


    Pola Pengembangan Paragraf

    Jenis-Jenis Pola Pengembangan Paragraf (Penjelasan Lengkap) – Dalam menyusun sebuah teks tentunya kita mengenal adanya paragraf. Teks sejatinya adalah kumpulan dari beberapa paragraf yang tersusun sehingga teks tersebut menjadi padu. Dalam pembahasan artikel ini kita akan memelajari tentang pola pengembangan paragraf. Jenis paragraf berdasarkan pola pengembangannya dibagi menjadi 9 jenis. Diantaranya yakni klimaks-antiklimaks, sudut pandang, perbandingan-pertentangan, analogi, contoh, klausalitas, generalisasi, klasifikasi dan definisi Luas.
    Berikut uraian dari jenis pola pengembangan paragraf:
    1. KLIMAKS-ANTIKLIMAKS
    a. Klimaks adalah perincian gagasan cerita dari bawah menuju gagasan cerita yang paling puncak. Bisa juga diartikan sebagai bagian dalam cerita yang mendeskripsikan peristiwa sampai pada konflik yang paling tinggi.
    Contoh :
    Setelah cobaan bertubi-tubi menimpa Arifin dalam pencarian Istrinya, akhirnya ia mengetahui istrinya berada di kamp. Tahanan politik di pulau Buru. Tak terhitung tetesan air mata dan darah yang mengucur. Pengorbanannya terbayar sudah. Ia bisa bertemu dengan Nurbaya, istri tercintanya. Ia pun segera berlari tanpa alas kaki menuju kamp. Tahanan itu. Begitu kagetnya ketika arifin mendapati istrinya tergeletak lemas dengan bekas tikaman pisau di dada kirinya. Ia tak kuasa menahan tangis dan menjerit sejadi-jadinya.
    b. Antiklimaks adalah variasi gagasan yang dimulai dari gagasan cerita yang paling tinggi kemudian diikuti dengan gagasan yang lebih rendah secara perlahan-lahan. Bisa juga diartikan sebagai penurunan masalah dalam cerita dari konflik tertinggi kemudian berangsur-angsur menuju ke konflik terendah.
    Contoh :
    “Kini ia menjadi salah satu mafia kelas kakap di daerahnya. Ia sudah memiliki daerah kekuasaannya sendiri. Tak ada yang bakal menyangka kalau penjahat itu dulunya adalah seorang anak yang pintar dan sholeh. Entah apa yang membuatnya begini. Satu hal yang pasti adalah, anak itu telah mengalami tahun-tahun yang buruk sehingga membuatnya menjadi seperti ini.”

    2. SUDUT PANDANG
    Pola sudut pandang ialah pola pengembangan paragraf yang didasarkan pada persepsi berkaitan dengan posisi atau tempat penulis pada sebuah teks.
    Contoh :

    “Aku dilahirkan di kota tapis berseri ini. Ketika aku berumur dua tahun, ayah dan ibuku membawaku ke sebuah kerajaan tambak udang di kabupaten tulang Bawang. Disinilah aku pertama kalinya merasakan kehidupan sejauh yang kuingat. Karena aku tak ingat bagaimana aku dilahirkan dan bagaimana orang tuaku membawaku ke sini.”

    3. PERBANDINGAN DAN PERTENTANGAN

    Perbandingan adalah upaya mengamati persamaan yang dimiliki oleh dua benda atau lebih, sedangkan pertentangan lebih banyak menonjolkan perbedaan yang ada pada dua benda atau lebih.
    Contoh :
    Pemerintah telah menyediakan gas epigi 3kg dan 12 kg. Sama halnya dengan minyak tanah, gas elpigi juga dapat digunakan untuk kegunaan rumah tangga dengan harga yang murah. Pemerintah memandang perlu untuk mengonversikan keterbutuhan minyak tanah ke gas elpigi karena produksi minyak tanah saat ini sangat mahal. Disamping itu, penggunaan gas elpigi dianggap lebih praktis dan ekonomis.

    4. ANALOGI
    Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan.
    Contoh :
    Dalam hal belajar manusia perlu mencontoh ilmu padi. Semakin berisi maka ia akan semakin merunduk. Begitulah seharusnya, semakin kita berilmu hendaknya diikuti dengan kerendahan hati. Tidak sepatutnya manusia sombong atas kepintaran yang dimilikinya. Ilmu yang sebenarnya pada hakikatnya ialah ilmu yang dapat berguna bagi banyak orang. Kecerdasan yang sebenarnya adalah ketika kecerdasan itu dapat memberikan manfaat bagi orang lain.

    5. CONTOH
    Sebuah gagasan dalam paragraf menjadi terang benderang ketika diperkuat dengan beberapa contoh atau ilustrasi. Contoh dapat diuraikan dalam bentuk narasi atau deskripsi.
    Contoh :
    Sudah sepuluh hari setelah bantuan terakhir datang. Warga konban banjir di pinggiran kali Code membutuhkan bahan makanan dan pakaian. Mereka bertahan hidup dengan mengandalkan daun-daunan yang direbus, jika beruntung mereka makan dengan umbi-umbian dan ikan hasil tangkapan sungai. Pakaian mereka hanya sebatas yang mereka pakai saat ini. Banyak diantara mereka yang menderita penyaki kulit karena tidak pernah mencuci dan mengganti pakaian.

    6. POLA KLAUSALITAS
    Dalam pola ini sebab bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai rincian pengembangannya. Namun demikian, susunan tersebut biasanya juga terbalik. Akibat dapat berperan sebagai gagasan utama, sedangkan sebab menjadi rincian pengembangannya.
    a. Pola Sebab–Akibat
    Contoh :
    Batu akik saat ini sedang menjadi primadona. Bukan hanya dikalangan bapak-bapak saja, bahkan ibu-ibu dan anak-anak pun juga menyukai batu permata ini. Tak heran harga batu akik untuk jenis tertentu sangat mahal dan pedagang batu akik mendapatkan untung yang tinggi.
    b. Akibat-Sebab
    Contoh :
    Banyak pedagang batu akik yang meraup keuntungan yang luar biasa. Hal ini dikarenakan kepopuleran batu akik setahun terakhir ini. Batu akik saat ini sedang menjadi primadona. Bukan hanya dikalangan orang tua saja, bahkan ibu-ibu dan anak-anak pun juga menyukai batu permata ini.

    7. GENERALISASI
    Generalisasi adalah menarik kesimpulan dengan cara penalaran secara umum berdasarkan referensi data, atau peristiwa khusus secara representatif.
    a. Umum-Khusus
    Contoh :
    Dalam melakukan sesuatu hal butuh perencanaan yang matang. Seperti menulis agenda pada buku catatan kecil. Selanjutnya membuat daftar agenda dari yang paling mendesak untuk dilakukan. Berikutnya memulai dari yang paling mudah ke agenda yang tersulit. Konsisiten terhadap agenda yang dibuat. Insya Allah agenda yang sudah terencana dapat dilakukan dengan baik.
    b. Khusus-Umum
    Contoh : Ikan cupang terkenal dengan kegesitannya dalam bertarung dan bentuknya yang mungil dan indah. Ikan Lauhan terkenal dengan motif menyerupai huruf mandari di tubuhnya. Ikan mas koki identik dengan corak keemasannya yang indah. Memelihara ikan hias sungguh merupakan keasyikan tersendiri bagi para pencintanya.

    8. KLASIFIKASI
    Klasifikasi adalah usaha mengelompokkan berbagai hal yang dianggap memiliki kesamaan ke dalam satu kategori. Dengan demikian hubungan di antara berbagai hal itu menjadi satu kesatuan yang utuh.
    Contoh :
    Fi’il (kata kerja) dalam bahasa arab terbagi menjadi tiga. Yakni fi’il madhi (lampau), fi’il mudharek (sekarang dan yang akan datang), dan fi’il amar (kata kerja perintah). Masing-masing kata kerja dari ketiganya memiliki bentuk dasar yang sama dan akan berubah mengikuti kaidah yang berlaku dalam bahasa arab.

    9. DEFINISI LUAS
    Paragraf ini menguraikan sebuah gagasan yang abstrak atau istilah yang menimbulkan kontroversi yang membutuhkan penjelasan.
    Contoh:
    Sejatinya sebuah pergerakan mahasiswa terlahir dengan adanya sebuah cita-cita yang luhur, visi- misi yang jelas, serta kemauan kuat membangun bangsa ini dari keterpurukan. Namun, yang terjadi saat ini sangat jauh berbeda dari tujuan berdirinya sebuah pergerakan tersebut. Pola pengkaderan yang salah atau melencengnya ideologi pergerakan membuat arah dan tujuan berubah, langkah menjadi tidak pasti, tidak tegas dan cenderung mementingkan kepentingan kelompok. Kampus dijadikan sebuah ladang garapan banyak pihak yang mengaku peduli akan cita-cita revolusioner, peduli akan nasib bangsa, pendidikan, dan lain-lain. Namun pada kenyataanya, pergerakan mahasiswa saat ini lebih cenderung memikirkan bagaimana visi kelompok terwujud lebih cepat. Bahkan beberapa pergerakan saat ini dijadikan sebuah sarana pengkaderan dan perpanjangan partai politik yang mengatasnamakan gerakan peduli rakyat, demokrasi, anti korupsi dan lain sebagainya