welcome to my blog

welcome to my blog

Kamis, 23 Juni 2016

KALIMAT EFEKTIF

Kalimat Efektif

1.      Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menjelaskan maksud dari seseorang agar mudah dipahami oleh orang lain.
Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)
Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di artikan. (ARIF HP: 2013)

2.      Syarat Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki syarat:
1.      Secara tepat mewakili gagasan penulis atau pembicaranya.
2.      Menimbulkan gambaran yang sama antara penulis dengan pembaca atau pembicara dengan pendengar.

3.      Ciri – Ciri Kalimat Efektif
Sebuah kalimat dinyatakan efektif bila mengandung beberapa ciri khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.

3.1              Kesepadanan
Kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Ciri-ciri kesepadanan ini meliputi:
a.      Kalimat Tersebut Memiliki Subjek dan Predikat Dengan Jelas
Kejelasan subjek dan predikat dapat dilakukan dengan menghindarkan penggunaan kata di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya.
Contoh: 
Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah(salah).
Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah (benar).

b.      Tidak Terdapat Subjek Ganda.
Contoh:
Soal itu saya kurang jelas (salah).
Soal itu bagi saya kurang jelas (benar).

c.       Kata Penghubung Intra Kalimat Tidak Dipakai Pada Kalimat Tunggal.
Contoh:
Kami datang agak terlambat. Sehingga tidak dapat mengikuti acara pertama(salah).
Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama(benar).
Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama   (benar).

d.      Predikat Kalimat Tidak Didahului Oleh Kata “yang”.
Contoh:
Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu (salah).
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu (benar).

3.2  Keparalelan
      Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, jika bentuk pertama menggunakan nomina, maka bentuk kedua dan selanjutnya juga menggunakan nomina. Begitu pun dengan verba. Contoh:
Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes (salah).
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes (benar).

3.2  Ketegasan
     Ketegasan atau penekanan adalah suatu perlakukan menonjol pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat, yaitu:
a.      Meletakkan Kata yang Ditonjolkan itu di Awal Kalimat.
Contoh:
Harapan Presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya: harapan Presiden.

b.      Membuat Urutan Kata yang Bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar (salah).
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar (benar).

c.       Melakukan Pengulangan Kata (Repetisi)
Contoh:
Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.

d.      Melakukan Pertentangan Terhadap Ide yang Ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan mujur.

e.       Menggunakan Partikel Penekanan (Penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang harus bertanggung jawab.

3.3  Kehematan
      Kehematan adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Ada beberapa kriteria penghematan, yaitu :
a.      Penghematan Dapat Dilakukan Dengan Cara Menghilangkan Pengulangan Subjek.
Contoh:
Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu (tidak hemat).
Karena tidak diundang, ia tidak datang ke tempat itu (hemat).

b.      Penghematan Dapat Dilakukan Dengan Cara Menghindarkan Pemakaian Superordinat pada Hiponimi kata.Contoh:
Ia memakai baju warna merah (tidak hemat).
Ia memakai baju merah (hemat).

c.       Penghematan Kata Dapat Dilakukan Dengan Cara Menghindarkan Kesinoniman Dalam Satu Kalimat.Contoh:
Sejak dari pagi dia bermenung (tidak hemat).
Sejak pagi dia bermenung (hemat).

d.      Penghematan Dapat Dilakukan Dengan Cara Menjamakkan Kata-Kata yang Berbentuk Jamak.
Contoh:
Para tamu-tamu datang dari Jakarta kemarin (tidak hemat).
Para tamu datang dari Jakarta kemarin (hemat).
3.4  Kecermatan
Kecermatan adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsir ganda, dan tepat dalam pilihan kata. Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah (salah).
Mahasiswa perguruan tinggi terkenal itu menerima hadiah (benar).

3.5   Kepaduan
Yang dimaksud kepaduan di sini ialah kepaduan pernyataan dalam suatu kalimat sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
a.       Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris. Karena itu, hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
b.      Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Makalah ini membahas tentang desain interior pada rumah adat (tidak padu).
Makalah ini membahas desain interior pada rumah adat (padu).

4.      Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia
1.      Kesalahan Penggunaan Ejaan
Contoh : Apotik seharusnya Apotek.

2.   ‘Di’ sebagai kata depan ditulis secara terpisah dengan kata yang mengikutinya. Kata yang mengikutinya tersebut adalah nama tempat atau kata benda.
Contoh : Pelampung dibawah kursi anda (salah).
            Pelampung di bawah kursi anda (benar).
 ‘Di’ sebagai awalan ditulis secara menyambung dengan kata yang mengikutinya. Kata yang mengikutinya tersebut adalah kata dasar dari kata kerja.
Contoh : didenda bukan di denda.

3.   Pengulangan Kata untuk Menyatakan Jamak
Seringkali kita melakukan pengulangan kata untuk menandakan jamak (lebih dari satu), padahal sudah ada penanda jamak yang digunakan sebelumnya. Contoh:
-          Banyak orang-orang.
-          Sekelompok hewan-hewan.
Dalam contoh tersebut, kata ‘banyak’ menjadi penanda jamak, sehingga pengulangan kata ‘orang-orang’ tidak tepat. Sebaiknya, penulisan menjadi ‘banyak orang’ atau ‘orang-orang’ saja.

4.   Awalan dan Akhiran
Contoh : ‘dikontrakan’ Kata tersebut seharusnya ditulis ‘dikontrakkan’ agar memiliki arti bahwa rumah tersebut ingin disewakan pemiliknya kepada orang lain.

5.      Sehingga dan Sedangkan
Beberapa orang mungkin pernah menggunakan kata ‘sehingga’ atau ‘sedangkan’ di awal kalimat. Penggunaan tersebut tidak tepat, karena kedua kata ini merupakan kata penghubung.
a. Kata ‘sehingga’ digunakan untuk menghubungkan kalimat yang kedudukannya bertingkat dan menyatakan akibat. Contoh: Ibu menyiram tanamannya dengan rutin dan teratur, sehingga tanaman tersebut tumbuh subur.
b. Kata ‘sedangkan’ digunakan untuk menghubungkan kalimat yang bertentangan, tapi kedudukannya sederajat atau setara. Contoh: Anto menguasai pelajaran bahasa Indonesia, sedangkan Tono menguasai pelajaran bahasa Inggris.

Daftar Pustaka
http://tifara-arisyah.blogspot.co.id/2016/06/kalimat-efektif.html



Zein, Taufik Hidayat. “Kalimat Efektif, Ciri-Ciri, dan Contoh Kalimat Efektif”.https://taufikhidayatzein.wordpress.com/2013/11/05/kalimat-efektif-ciri-ciri-dan-contoh-kalimat-efektif/.

Kristiadi, Devi Monica. “Kesalahan Umum Berbahasa Indonesia”.http://depimomo.blogspot.co.id/2011/12/kesalahan-umum-berbahasa-indonesia.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar